Popo & Fitriyanti Riyanti (Patrol Mountain FJC Team) |
Di seri kedua World Cup tersebut, Patrol Mountain FJC menurunkan sepasang pebalap, Popo Ario Sejati, peraih medali emas downhill putra SEA Games 2011 di Jakarta, serta Fitriyanti Riyanti, yang sering dipanggil Cibenk, peraih medali perak downhill putri SEA Games 2011. Selain di ajang SEA Games, mereka sudah meraih juara seri nasional sebanyak empat kali di masing-masing kategori.
Fitriyanti Riyanti |
Selasa itu, Popo melakukan 8 kali latihan, dan puas dengan sepeda dan setting yang digunakan. Namun tidak begitu dengan Cibenk, ia terlihat memegang pergelangan tangannya. Pemeriksaan dokter dilakukan dan terdapat kemungkinan retakan di tulang schapoid, tulang terkecil di pergelangan tangan, dan berada di belakang jempol. Dokter merekomendasikan telapak tangan Cibenk untuk digips. Masih ada harapan Cibenk dapat ikut serta di lomba hari Sabtu nanti.
Sesi Trackwalk |
Keesokan harinya pebalap diperbolehkan melakukan trackwalk. Di sesi ini pebalap diperbolehkan melihat lintasan dengan berjalan kaki. Pengalaman saat bertanding di Val di Sole, Italia membuat tim masuk ke lintasan di kesempatan pertama pada pagi hari, menghindari banyaknya pebalap yang juga akan mengecek keadaan lintasan.
Lintasan lomba dimulai dengan beberapa tikungan switchback, atau tikungan patah, diikuti dengan turunan curam dengan sudut masuk yang sulit. Setelah itu pebalap menghadapi bagian yang cukup cepat hingga pebalap tuan rumah Chris Kovarik bisa mencapai kecepatan 74 kilometer per jam. Bagian ini ditutup dengan sebuah rock garden. Tim mengambil foto untuk mempelajari lintasan lebih baik lagi di hotel.
Cibenk mendapat perawatan |
Hari Kamis diselenggarakan babak kualifikasi. Popo harus masuk ke dalam peringkat 80 besar untuk ikut bertanding di babak final yang akan diselenggarakan hari Sabtu. Satu kali latihan sebelum kualifikasi, Popo menemukan lintasan yang semakin sulit karena jalur air yang semakin dalam, dan tebalnya lumpur setelah rock garden.
Popo |
Dalam seri dunia terdapat layar besar yang menampilkan catatan waktu masing-masing pebalap. Popo berhasil masuk ke peringkat 59 di split pertama, cukup untuk ikut bertanding di babak final. Namun nomor 86 milik Popo tidak terpampang di layar pada hasil split ke dua, bahkan hingga peserta nomor 87 menyentuh garis finish. Masalah mekanis yang dialaminya di rhythm section membuat Popo harus melepas targetnya ikut berlaga di babak final.
Lomba pun akhirnya dimenangkan kakak beradik George dan Rachel Atherton dari Inggris.
(Goestarmono)
No comments:
Post a Comment