Saat ini belahan bumi utara memasuki musim
semi. Musim yang berganti berarti dimulainya musim lomba balap sepeda jalan
raya setelah sebelumnya para pebalap banyak yang beralih ke lomba Cyclocross.
Di musim yang mulai menghangat ini musim lomba balap sepeda jalan raya 2016
dimulai dengan rangkaian lomba Spring
Classic dengan Strade Bianche sebagai pembuka pada tanggal 5 Maret ini.
Tidak banyak event balap sepeda yang menjadi
terkenal dan jadwal yang dikejar pebalap papan atas. Kebanyakan balapan
tersebut adalah balapan dengan sejarah penyelenggaraan dengan penyelenggaraan di
atas 40 tahun, tidak demikian halnya dengan Strade Bianche. Event dengan nama
lengkap Strade Bianche Eroica Pro baru memulai penyelenggaraan pertamanya tahun
2007. Apa menariknya lomba yang diselenggarakan di provinsi Siena, Italia ini
hingga dalam waktu singkat berhasil meraih predikat 1.HC, satu tingkat di bawah
World Tour yang merupakan puncak dari seri lomba dunia?
Lomba Strade Bianche (foto oleh Tim De Waele) |
Ada beberapa kunci dari sukses Strade Bianche.
Salah satu kunci sukses itu adalah rute yang dilalui. Balapan ini tidak hanya
melulu menggunakan jalan aspal yang mulus sebagai jalur perlombaan. Nama Strade
Bianche yang berarti jalan putih mengacu pada beberapa bagian jalan berkerikil
putih khas daerah Tuscany dengan total panjang 52 kilometer dari 176 kilometer
total panjang lomba.
Strade Bianche dimulai dan berakhir di kota
Siena, sebuah kota yang mendapat predikat Unesco World Heritage Site. Keunikan
lomba ini adalah lokasi finish di Piazza del Campo, tempat diselenggarakannya
balap kuda tanpa pelana, Palio di Siena yang termasyhur. Sebelum mencapai garis
finish, penonton lomba diberi tontonan aksi para pebalap menanjak di jalan
sempit dengan kemiringan hingga 16 persen.
Rute yang indah dan unik ini mulai digunakan sejak 1997 sebagai lomba rekreasi Granfondo. Tahhun 2007, RCS Sport, penyelenggara Giro d’Italia sebagai panitia lomba mulai menyelenggarakan balap sepeda profesional dengan nama Monte Paschi Eroica, dari nama bank Monte Paschi de Siena yang menjadi sponsor lomba.
Lomba perdana yang diselenggarakan bulan
Oktober ini dipindahkan ke bulan Maret pada edisi berikutnya sehingga menjadi
event pembuka musim lomba. Jadwal baru ini lebih awal dari lomba klasik lainnya,
Milan-San Remo yang diselenggarakan akhir Maret. Penjadwalan ini menjadi kunci
kedua yang menyebabkan para pembalap papan atas dunia menunggu untuk
berpartisipasi di lomba ini.
Dalam waktu singkat, tidak sampai satu dekade,
lomba ini berhasil meraih predikat 1.HC, predikat yang sangat sulit diraih
bahkan oleh lomba yang telah berjalan puluhan tahun. Daftar pemenang Strade
Bianchi yang masih pendek pun didominasi oleh pebalap papan atas dunia. Fabian
Cancellara yang tahun ini memperkuat tim Trek-Segafredo adalah satu-satunya
pebalap yang pernah memenangi lomba ini lebih dari sekali. Nama lain yang
menghiasi daftar yang pendek itu adalah juara dunia jalan raya 2014 Michal
Kwiatkowski dari Polandia yang memenangi lomba ini di tahun 2014 serta juara
Cyclocross 2014 Zdenek Stybar (Republik Cek) yang memenangi Strade Bianche
tahun lalu.
Kunci terakhir dari kesuksesan Strade Bianche
adalah kepercayaan diri penyelenggaranya. Sejarah lomba yang belum panjang dan
kemiripan dengan lomba lain yang terkenal biasanya membuat panitia
mengasosiasikannya dengan lomba lain yang lebih terkenal. Melakukan promosi
Strade Bianche sebagai Paris Roubaix-nya Italia misalnya, menunjukkan lomba
klasik baru ini inferior terhadap lomba yang diasosiasikan. Dengan tidak
membandingkannya dengan lomba lain menunjukkan Strade Bianche bisa bersaing
atau bahkan mengalahkan popularitas lomba lain yang lebih mapan.
(Goestarmono)
No comments:
Post a Comment