Presiden Haier Asia, Yoshiaki Ito, dan prototipe sepeda listrik di Vientiane |
Produsen Cina, Haier, menunjukkan prototipe sepeda motor
bertenaga listriknya dalam sebuah acara. Perusahaan itu berencana meluncurkan
produknya akhir tahun ini dengan target penjualan 3.000 unit tahun depan. Saat
ini, produk tersebut masih dibuat di Jepang, namun mereka berencana membuatnya
di Laos.
Negara yang kaya listrik ini menawarkan peluang bisnis yang
besar, ungkap Presiden Haier Asia Yoshiaki Ito sambil duduk di atas sepeda
listrik berlogo Haier. Perusahaan ini telah mengembangkan kendaraan bersama
Kementrian Sains dan Teknologi Laos. Sebuah perusahaan startup Jepang, G-Wheel
juga memberikan dukungan teknologi.
Pengisian daya membutuhkan waktu delapan jam untuk menempuh 80
kilometer. Harga saat ini belum ditetapkan, namun Ito mengatakan, Haier mencoba
untuk menjaga harganya setara dengan sepeda bertenaga bensin.
Kota wisata di utara Laos, Luang Prabang berusaha sekuat
tenaga untuk memperkenalkan kendaraan beroda tiga bertenaga listrik. Kota yang
mendapat predikat World Heritage Site oleh PBB ini beralih menggunakan tenaga
listrik dari bensin. Kepala kantor transportasi lokal berharap usaha itu dapat mengurangi
emisi karbon untuk melindungi situs warisan dunia ini.
Japan International Cooperation Agency telah memberikan 14
tuktuk listrik beroda tiga yang dibuat oleh berbagai perusahaan, termasuk
Prozza, yang berbasis di Prefektur Aichi, Jepang. Kendaraan itu akan berjalan
dengan trayek tetap untuk mengangkut wisatawan.
Harga listrik di Laos hanya setengah dari Thailand atau
Indonesia. Anjlok dalam neraca perdagangan dengan negara lain, Laos berusaha
mengurangi impor minyak dan sumber daya lainnya dengan mempromosikan kendaraan
listrik untuk mempergunakan sumber energi lokalnya.
(Tamaki Kyozuka)
Dipublikasikan di Nikkei Asia alih bahasa oleh Goestarmono
No comments:
Post a Comment