Batu Templek atau Slate adalah salah satu bahan bangunan
dekoratif yang banyak digunakan. Bahan tersebut didapat dengan cara ditambang.
Beberapa lokasi penambangan batu templek berada di sekitaran Bandung, salah
satunya ada di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung.
Sesuai namanya, Curug Batu Templek sebelumnya adalah tempat
penambangan batu templek. Bahkan konon penambangan masih dilakukan walau
kegiatan wisata mulai mengurangi kegiatan penambangan.
Batu Templek sendiri adalah batuan metamorf dari sedimen lumpur.
Bentuk lempeng atau templek terjadi akibat tekanan terjadinya beberapa
pelapisan dan gesekan lempeng tektonik selama proses kejadiannya.
Dengan ketinggian 940 meter di atas permukaan laut, lokasi
ini menyajikan tanjakan yang moderat dicapai dari kota Bandung yang berada
sekitar 700 meter di atas permukaan laut. Dalam perjalanan ini, penulis mengajak istri dan dua anak
perempuan sekalian mengenalkan kegiatan luar ruang. Perjalanan dilakukan dengan
sebuah sepeda tandem yang dilengkapi dua kursi anak.
Salah satu objek yang dilalui dalam perjalanan menuju Curug
Batu Templek adalah Taman Abdi Negara. Taman ini sebelumnya adalah TPA Pasir
Impun yang berhenti beroperasi Februari 1999 dan menjadi tempat akhir timbunan
sampah Kota Bandung selama 10 tahun. Bisa dibayangkan bahwa 20 tahun yang lalu suasana di Pasir
Impun seperti Sarimukti di Bandung Barat saat ini dan sebentar lagi berpindah
ke Legok Nangka di daerah Nagrek, dengan bersliwerannya truk sampah. Suatu hal
yang tidak terbayangkan dengan banyaknya pemukiman pada saat ini.
Tanjakan harus dihadapi sejak kami berbelok dari jalan raya
Ujungberung atau Jl. AH Nasution di dekat LP Sukamiskin. Pada umumnya tanjakan
masih bisa dilalui dengan dikayuh walau dua kali sepeda terpaksa didorong.
Jarak 4 kilometer dengan elevasi 238 meter tersebut kami tempuh dalam waktu
satu jam.
Di tempat tujuan, kami beristirahat dan membiarkan anak-anak
menjelajah daerah sekitar air terjun. Musim hujan membuat air terjun berwarna
coklat membawa lumpur. Fasilitas di lokasi cukup memadai walau masih bisa
ditingkatkan. Fasilitas seperti toilet mengandalkan warung lokal. Demikian pula
tempat beristirahat berupa tempat duduk yang masih kurang pada saat pengunjung
sedang ramai.
Tempat ini bisa direkomendasikan sebagai tujuan bersepeda yang
cukup dekat dengan kota Bandung. Walau begitu lokasi yang tidak begitu luas
membuat kekhawatiran terlalu banyaknya pengunjung yang mendatangi tempat ini
bisa mengurangi pengalaman wisatawan menikmati Curug Batu Templek.
(Goestarmono)