Friday, February 27, 2015

Frederick Thomas Bidlake

Secara umum, lomba balap sepeda terbagi atas dua jenis. Yang pertama adalah lomba dengan start massal, yaitu seluruh peserta dilepas bersamaan. Pemenang lomba terlihat secara jelas, tetapi kontak antarpembalap dan luasnya arena lomba membuat tidak semua lomba dapat dilakukan dengan start massal. Selain start massal, balap sepeda dapat dilombakan dengan cara berpacu melawan waktu atau time trial.

Frederick Thomas Bidlake dan klubnya North Road Cycling Club adalah tokoh yang meletakkan dasar bagi lomba jenis ini. Lahir 1867, di masa mudanya Bidlake adalah pebalap sepeda yang berprestasi. Ia banyak mengoleksi rekor kecepatan seperti rekor bersepeda 80 kilometer, 100 kilometer, 12 jam, dan 24 jam. Untuk kategori terakhir, ia masih memegang rekor tersebut saat meninggal dunia. Rekor tersebut ia buat dengan sepeda roda tiga favoritnya, mengalahkan sepeda roda dua yang lebih ringan, efisien, dan cepat.

Tahun 1878 adalah tahun yang kelam untuk dunia balap sepeda di Inggris Raya. Kedudukan sepeda belum jelas di Undang-undang Jalan Raya, dan parlemen bahkan berusaha melarang sepeda digunakan di jalan raya.

Insiden terjadi pada 21 Juli 1894. Saat itu Bidlake turut serta dalam sebuah lomba saat rombongan sepeda mengagetkan seekor kuda, menyebabkan Bidlake dan pembalap lain, Arthur Isley tertabrak kuda dan terlempar. Walau sepeda mereka rusak, namun wanita pemilik kuda itu mengadukan penyelenggara lomba ke polisi Huntingdonshire. National Cyclists’ Union, didasari ketakutan dari potensi masalah akibat kejadian itu memutuskan untuk menghentikan lomba balap sepeda di jalan raya, menyisakan velodrome dan tanah pribadi sebagai tempat lomba sepeda.

Beberapa pembalap yang tidak setuju dan tinggal jauh dari lintasan balap sepeda membentuk organisasi tandingan, Road Racing Council. Pada 5 Oktober 1895, Bidlake sebagai anggota klub North Road Cycling Club menyelenggarakan balap sepeda secara time trial untuk menghindari kecurigaan polisi dan mengurangi gangguan publik. Time trial sebenarnya bukanlah hal baru saat itu. National Cyclists’ Union mempunyai juara nasional time trial di tahun 1878, namun Road Racing Council meletakkan dasar regulasi bagi nomor time trial.

Pada 27 Agustus 1933, Bidlake sedang bersepeda di Barnett Hill ketika sebuah mobil menabraknya. Cedera yang dialaminya tidak tampak serius saat itu, namun ia jatuh tak sadarkan diri sesampainya di rumah.

Pada 17 September 1933, ia akhirnya meninggal dunia. Saat itu, kerabat dan masyarakat sepeda Inggris Raya telah mengumpulkan dana untuk perawatannya. Dana tersebut kini digunakan untuk memberi penghargaan bagi orang yang berkontribusi bagi dunia sepeda Inggris Raya.
Beberapa di antara penerima penghargaan tersebut adalah rival tahun 1990-an Chris Boardman dan Graeme Obree, serta duo pahlawan sepeda Inggris masa kini, Sir Bradley Wiggins dan Mark Cavendish.

Walaupun Bidlake Awards ditujukan untuk pesepeda Inggris, namun jasa Bidlake meletakkan dasar time trial menjadi hal penting di dunia sepeda pada umumnya.

Nomor time trial sering menjadi penentu kemenangan pembalap di balapan jenis tour. Time trial adalah juga dasar dari nomor downhill. Tanpa time trial, nomor downhill akan sangat berbahaya dan merusak alam jika dilakukan dengan sistem start massal


(Goestarmono, dimuat di Back2boseh Pikiran Rakyat 15 Februari 2015)

Friday, February 20, 2015

Galunggung Mountain Bike Adventure 2015

Keindahan alam Jawa Barat memang tak terbantahkan. Budayawan MAW Brower mengatakan, Tuhan menciptakan Bumi Priangan sambil tersenyum.

Keindahan alam itu pula yang dinikmati sekitar 200 peserta Galunggung Mountain Bike Adventure 2015 pada 25 Januari 2015 lalu. Keindahan kaki Gunung Galunggung menjadi latar belakang pemandangan saat kaki peserta memutar pedal sepedanya.

Acara tersebut diselenggarakan Workshop Adventure dan dilepas Wakil Walikota Tasikmalaya yang juga sering bersepeda, Dede Sudrajat. Selepas start, peserta menyusuri jalanan kota Tasikmalaya.

Tak berapa lama, jalanan khas perkotaan yang sarat dengan kendaraan bermotor berganti dengan pemandangan yang lebih menyejukkan. Pemandangan persawahan dan kolam ikan milik masyarakat menggantikan jalanan aspal. Bisa dimengerti bahwa tumpuan ekonomi Kabupaten Tasikmalaya adalah dari sektor pertanian, peternakan, dan perikanan. Peserta dibawa melalui jalan pedesaan di antara persawahan dan kolam ikan. Sekitar 2 kilometer peserta mengikuti jaringan saluran irigasi.

Selepas suasana persawahan dan kolam ikan di Sukaratu, peserta yang berasal dari Tasikmalaya, Bandung, Cilegon, hingga Balikpapan memasuki pemukiman warga di Gunungsari dan melihat kehidupan sehari-hari warga Tasikmalaya. Tempat yang dilewati peserta lainnya adalah salah satu dari 800 pesantren yang ada di Kabupaten yang dikenal sebagai pusat keagamaan di Jawa Barat ini.

Tahun 1982, Gunung Galunggung meletus. Gunung yang menjadi tujuan akhir acara ini memuntahkan material, di antaranya adalah pasir vulkanik. Pasir Galunggung yang baik untuk bahan bangunan dan industri hasil dari letusan gunung tersebut masih ditambang hingga kini.

Salah satu perusahaan penambangan pasir Gunung Galunggung adalah CV Putra Permana yang mengizinkan area penambangannya dilalui peserta Galunggung Mountain Bike Adventure 2015.
Galunggung Mountain Bike Adventure 2015 adalah event cross country murni. Sifat event cross country adalah trek di mana sepeda dapat dikayuh di 100% lintasan dan tanpa turunan yang membahayakan.

Bagaimana dengan sepedanya? Sepeda apa yang cocok digunakan untuk event ini?

Cross country adalah dasar dari bersepeda gunung. Hampir semua sepeda gunung keluaran pabrikan dapat digunakan untuk cross country, kecuali sepeda downhill karena tidak adanya gir ringan untuk melibas tanjakan, atau sepeda dirt jump karena rendahnya sadel. Memang pabrikan mengeluarkan sepeda khusus cross country yang lebih ringan karena kekuatannya tidak didesain untuk trek ekstrem. Namun pada dasarnya, hampir semua sepeda gunung dapat digunakan untuk event  cross country.
Bersepeda cross country memang cara yang ampuh menikmati keindahan alam dan kehidupan di lintasan yang dilalui


(Goestarmono, dimuat di Back2boseh Pikiran Rakyat 8 Februari 2015)