Tuesday, April 7, 2015

Pengalaman Lain Menyusuri Citarum

Air adalah sumber kehidupan. Tiada kehidupan yang dapat berlangsung tanpa air. Mulai dari kebutuhan dasar seperti makan dan minum hingga kebutuhan modern seperti industri membutuhkan air.

Itu pula yang dipotret pesepeda saat mengikuti sepeda sehat dalam rangka ulang tahun TVRI Jawa Barat tanggal 15 Maret 2015 yang lalu. Acara sepeda sehat tersebut menyusuri Sungai Citarum dengan start di Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat dan finis di TVRI Jawa Barat.

Perjalanan dimulai dengan jalan aspal dari Polda Jawa Barat hingga Desa Sapan. Pemandangan perumahan padat penduduk seketika berganti menjadi pemandangan lain. Pesawahan dan perumahan dengan gaya pedesaan menjadi gradasi antara pemandangan perumahan kota dan daerah industri dengan pemandangan tepi Sungai Citarum.

Bersepeda di tepi sungai Citarum memang menyajikan pengalaman bersepeda yang lain. Jangan berharap wisata susur sungai Citarum menyediakan fasilitas wisata sungai seperti di luar negeri dengan bangku taman, tempat sampah yang memadai, atau bahkan sekedar jalan yang mulus.
Dengan bersepeda menyusuri sungai Citarum kita dapat melihat kehidupan warga Bandung. Di Desa Sapan dengan air sungai yang relatif belum begitu tercemar, ada pengrajin batu bata yang memanfaatkan endapan sungai. Endapan sedimen dari hulu sungai menjadi berkah bagi sebagian orang di sana.

Semakin dekat dengan Bojong Soang pemandangan mulai berganti dengan banyaknya perumahan menghiasi sisi sungai Citarum. Sampah mengisi sungai Citarum seakan menjadi cermin dari ketidakpedulian warga kota akan sungai yang menjadi sumber kehidupan. Mungkin sampah juga yang menjadi sebab banjir yang selalu menjadi masalah bagi warga Bandung.

Banjir pula yang menyebabkan peserta tidak jadi melalui jalan Manggahang seperti yang direncanakan. Pada saat perjalanan dilakukan, Jalan Manggahang terendam banjir sehingga tidak dapat dilalui. Peserta memutar melalui jalan raya Dayeuhkolot, meninggalkan sejenak Sungai Citarum.

Peserta kembali menyusuri Citarum setelah berbelok di Pusat Penelitian Kertas dan Pulp di Jalan Mohammad Toha. Setelah mencicipi jalan yang rusak di beberapa ratus meter awal, jalan yang dilalui kemudian cukup mulus dengan permukaan beton di Parung Halang. Peserta menikmati pemandangan sungai Citarum dengan cukup mudah hingga mendekati Jalan Ketapang. Jembatan gantung, yang keempat dan terakhir kali dilalui di perjalanan ini menghindarkan peserta dari padatnya pasar Rancamanyar melalui Seketi. Perjalanan susur Citarum berakhir di ujung jalan tersebut dan melalui Jalan Bojong Sayang.

Peserta melanjutkan perjalanan ke TVRI Jawa Barat yang sedang berulang tahun ke 28 dan menyaksikan lomba XC Cross yang juga diikuti oleh tim nasional sepeda gunung.
Tanggal 22 Maret juga diperingati sebagai Hari Air Sedunia dengan tema Air untuk Pembangunan Berkelanjutan. Kegiatan Sepeda Sehat dalam rangka ulang tahun TVRI Jawa Barat memotret Sungai Citarum dengan kondisinya. Apakah sungai Citarum dapat berperan dalam pembangunan berkelanjutan warga Bandung?


(Goestarmono, dimuat di Back2boseh Pikiran Rakyat, 29 Maret 2015)

No comments:

Post a Comment