Friday, March 23, 2018

Jalur Sepeda, Apa Itu?

Lajur sepeda di San Francisco

Sebuah tragedi selalu memicu reaksi, begitu pula tragedi yang menimpa pesepeda di jalan raya. Wafatnya Rd. Sandy Syafiek akibat tertabrak kendaraan bermotor juga menimbulkan berbagai reaksi, salah satunya dari Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, yang merencanakan penambahan jalur sepeda di jalan raya DKI Jakarta. Tapi sebelumnya mari kita kenali lebih jauh tentang jalur sepeda atau lajur sepeda.

Kegiatan bersepeda pada umumnya terdiri dari kegiatan transportasi, rekreasi, olahraga, dan kompetisi. Masing-masing kegiatan tersebut mempunyai kebutuhan bersepeda yang lain, termasuk berkaitan dengan desain jalur sepeda. Sebuah jalur sepeda yang didesain untuk transportasi didesain berbeda dengan jalur sepeda yang didesain untuk keperluan olahraga. Demikian pula untuk keperluan rekreasi, atau jalur khusus kompetisi yang sudah ada patokan dari badan olahraga, baik lokal (ISSI) maupun internasional (UCI). Sementara dari segi fisik, jalur sepeda terbagi atas lajur sepeda sejajar, jalur sepeda terpisah, dan jalur sepeda khusus.

Jalur sepeda dengan infrastruktur parkir sebagai barrier
di Oakland
Mayoritas jalur sepeda di Indonesia dibangun dengan mengecat salah satu lajur jalan menjadi lajur sepeda. Jalur sepeda ini disebut jalur sepeda sejajar (inline bike lane), jalur ini paling mudah dibuat walau memberikan perlindungan minimal dari kendaraan bermotor. Beberapa modifikasi dilakukan di beberapa tempat, misalnya dengan menempatkan pembatas, mulai dari berbahan beton seperti yang dipasang di San Jose Av., San Fransisco hingga tonjolan karet yang pernah dipasang di balai kota Kuala Lumpur. Pendekatan lain adalah menempatkan area pedestrian dan infrastruktur pedestrian seperti halte bus, bangku taman, di antara lajur sepeda dan jalan raya, mirip lajur sepeda di jalan Dago pada zaman dahulu, tapi tanpa kontur naik turun yang menyulitkan pesepeda.

Lajur sepeda dengan pembatas karet di Kualalumpur
Jalur sepeda jenis kedua adalah jalur sepeda terpisah atau segregated bike lane. Jalur ini dibangun terpisah dari jalan raya utama, tapi masih menghubungkan dua titik yang berbeda. Pendekatan ini mirip seperti yang dilakukan pemerintah DI Yogyakarta yang mengarahkan lalu lintas bersepeda melalui jalan lingkungan, yang walaupun masih bersatu dengan kendaraan bermotor warga setempat namun kecepatannya lebih rendah. Di mana lagi terdapat jalur sepeda terpisah di Indonesia? Di Bekasi, pemerintah setempat membangun jalur sepeda di Jalan Banjir Kanal Timur jalur sepeda sepanjang 17 kilometer itu justru banyak diserobot berbagai pengguna lain seperti kendaraan bermotor dan pedagang kaki lima.

Jalur sepeda Skylane Suvarnabhumi
Jenis jalur sepeda jenis terakhir adalah jalur sepeda khusus atau dedicated bike lane. Jalur ini didesain untuk keperluan olahraga sepeda sehingga umumnya tidak mempunyai fungsi transportasi dari satu titik ke titik lainnya. Jalur ini memungkinkan pesepeda memacu kemampuan sepeda mereka, namun berbeda dengan lintasan sepeda kompetisi seperti Velodrome, jalur sepeda ini masih memungkinkan perbedaan kecepatan yang besar di antara penggunanya secara aman. Jalur sepeda jenis ini belum ada di Indonesia, namun beberapa tempat seperti Bintaro Loop di Jakarta dan Kota Baru Parahyangan bisa menjadi contoh yang mendekati.

Contoh dedicated bike lane terdekat adalah jalur sepeda Suvarnabhumi Sky Lane di Bangkok, Thailand. Dengan jalur terpanjang 23 kilometer mengitari Bandara Suvarnabhumi, jalur ini memiliki lebar 8 meter sehingga memungkinkan pelaku olahraga sepeda memacu sepeda hingga kecepatan rata-rata 40 kilometer per jam dan dengan aman melewati pengendara sepeda lain berkecepatan lebih rendah. Popularitas lintasan ini ditunjukkan dengan aplikasi Strava yang menunjukkan lintasan ini telah digunakan 640 ribuan kali sejak pembukaannya tahun 2016, hanya kalah dari tanjakan Doi Suthep di negara yang sama. Sebagai perbandingan, lintasan terpopuler di Indonesia adalah NHI Setiabudhi – Grand Hotel Lembang yang baru 15 ribu kali tercatat di aplikasi tersebut.

Demi efektivitas pembangunan infrastruktur, berbagai jenis dan peruntukan jalur sepeda ini layak menjadi pertimbangan. Pembangunan jalur sepeda yang salah sasaran bukan hanya mubazir, tapi juga bisa menimbulkan bahaya baru. Seperti diungkapkan kolumnis NY Times, Tom Vanderbilt di bukunya “Traffic”, bahaya dalam lalu lintas bukan semata akibat kecepatan, tapi lebih banyak akibat perbedaan kecepatan di antar pengguna jalan.

(Goestarmono)

No comments:

Post a Comment